Selamat datang di Blog kami Terasi Khas Cirebon Langsung ke konten utama

Terasi Khas Cirebon

Assalamualaikum Wr. Wb
Ketemu lagi nih guys, kali ni saya akan membahas tentang bumbu dapur yang biasa digunakan untuk membuat sambal, apa itu? Terasi tentunya, apalagi terasi khas Cirebon yang biasa untuk oleh-oleh dari Cirebon. Ok guys langsung saja ✌
Terasi yang merupakan bumbu masakan olahan yang berbahan dasar udang rebon identik dengan Cirebon. Soal terasi, Cirebon memiliki sejarah panjang. Setidaknya, sejak era Padjajaran, jauh sebelum lahir Kesultanan Cirebon, terasi menjadi upeti dan komoditas penting. Terlebih di era kejayaan Kesultanan Cirebon hingga sekarang.
Menurut sejarahnya, terasi ditemukan pada abad 14, pada waktu itu, Pangeran Walangsungsang beserta istri dan adiknya, yang bernama Nyi Mas Endang Ayu dan Nyi Mas Rarasantang, berkunjung ke sebuah pedukuhan, yakni Pedukuhan Lemah Wungkuk dan menemukan sebuah rumah yang dihuni seorang tua, yang bernama Ki Gedeng Alang-alang.
Selama tinggal, Pangeran Walangsunsang atau biasa dikenal Pangeran Cakrabuana diberi jala dan perahu kecil untuk menangkap ikan dan rebon, oleh kakek tua tersebut, untuk memenuhi kebutuhan hidup selama tinggal di pedukuhan.
Singkat cerita, Raja Padjajaran yang pada waktu itu dipimpin oleh Prabu Siliwangi mendengar ada pedukuhan yang warganya berkebun dan menangkap ikan dan rebon. Karena wilayah tersebut masih dalam kekuasaannya, Sang Prabu segera mengutus seseorang untuk memintai upeti terhadap pedukuhan itu. Namun ternyata Sang Prabu sangat “terasih” atau suka terhadap hasil nelayannya. Akhirnya, Sang Prabu meminta agar setiap tahun, pedukuhan tersebut harus bayar upeti dengan sepikul bubukan rebon yang sudah halus dalam bentuk gelondongan.
Dari situlah, akhirnya nama bubukan rebon yang halus dan berbentuk gelondongan dinamai terasi sampai sekarang, yakni diambil dari kata terasih atau suka.
Menurut Ratu Raja Arimbi Nurtina, S. T. juru bicara Kesultanan Kanoman, Terasi adalah bahan olahan untuk bumbu makanan, terbuat dari udang kecil atau rebon yang ditumbuk halus dan dibentuk bulat gelondongan, nama terasi diambil dari kata terasih yang artinya suka dan terasi adalah bagian dari sejarah Cirebon, sehingga dijadikan sebagai oleh-oleh khas Cirebon.
Bahkan, terasi merupakan salah satu oleh-oleh khas Cirebon yang tak bisa dipisahkan dan menjadi primadona bagi pelancong. Terasi rebon khas Desa Kanci, Kecamatan Astanajapura, Kabupaten Cirebon, salah satunya.
Nah itu penjelasan tentang terasi, apa kalian suka terasi guys? Saya suka apalagi kalau sudah jadi sambal terasi ☺☺☺✌ Nah kalau berkunjung ke Cirebon jangan lupa oleh-oleh terasinya dan terimakasih sudah berkunjung ke blog kami.
Wassalamualaikum Wr. Wb.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Rute Angkot di Kota Cirebon

Assalamuallaikum ... halo teman-teman kembali lagi bersama saya Risa Lidyawati,pada postingan kali ini saya akan memberikan informasi seputar rute angkot yang ada di kota cirebon.warna angkotnya adalah warna biru telor asin lohh hehe (jadi pengen telor asin nihh:v) ,yukk langsung aja saya tuliskan beberapa rute angoktnya Trayek Angkutan Umum kota di Cirebon berdasarkan Keputusan Walikota Cirebon No. 05 Th 1997 diantaranya:  1. Jaringan Trayek Angkutan Kota D -1/AX * Teminal Dukuh Semar - * Jl. Elang - * Jl. Rajawali - * Perumnas Selatan - Jl. A Yani - Jl. Kalijaga - Jl. Kesunean - Jl. Yos Sudarso - Jl. Benteng - Jl. Sisingamangaraja - Jl. Cemara - Jl. Veteran - Jl. Kartini - Jl. Dr. Wahidin - Jl. Slamet Riyadi - Jl. Diponegoro - Jl. Samadikun - Jl. Sisingamangaraja - Jl. Syarief Abdurakman - Jl. Kantor - Jl. Yos Sudarso - Jl. Kesunean - Jl. Kalijaga - Jl. A. Yani - Perumnas Selatan - * Perumnas Utara - * Jl. Elang - * Terminal Dukuh Semar   2. Jaringan Trayek di Perumnas Selatan

Pasar Balong Cirebon

Pasar Balong merupakan wilayah perekonomian  rakyat, setelah Pasar Kanoman dan Pasar Esoek. Pada masa Belanda, pusat keramaian ada pada daerah-daerah Pasuketan, Pekiringan, Pertatean dan Pekalipan. Nah,  untuk memenuhi kebutuhan ekonomi masyarakat setempat, pemerintah Belanda membangun pasar yang kini dikenal  sebagai “Pasar Balong”. Pada masa Walikota H.Moh Dasawarsa (1983 – 1988). pemerintah kota membangun pasar swalayan di lokasi Pasar Balong dengan bangunan berlantai empat. Lantai dasar digunakan untuk pedagang Pasar Balong yang semula menempati pasar tersebut. Lantai dua dan tiga digunakan untuk pasar swalayan Matahari Dept. Store dan lantai empat digunakan untuk gedung  bioskop VIP. Pasar tersebut merupakan pasar swalayan pertama yang ada di Kota Cirebon yang diberi nama Balong Indah Plaza (BIP) dibangun dari 1985 selesai 1987 (Oom Ambari dkk, Sekilas Sejarah Pemerintahan Kota Cirebon, Bapusipda 2011). Pada puncak kejayaannya di tahun 1990an pasar swalayan tersebut menja

Gedung Negara Cirebon

Gedung Negara Cirebon Gedung Negara terletak di Jalan Siliwangi No. 14 Kampung Krucuk, Kelurahan Kesenden, Kecamatan Kejaksan, Kota Cirebon, Provinsi Jawa Barat, atau tepatnya berada ujung pertigaan Jalan Siliwangi menuju arah situs Sunan Gunung Jati atau bundaran Krucuk. Gedung Negara merupakan bangunan kolonial yang dahulu digunakan sebagai tempat peristirahatan para petinggi Hindia Belanda. Sekarang, Gedung Negara ini dipakai sebagai Kantor Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Unit Pelayanan Perijinan (Outlet) Wilayah Cirebon Pemerintah Provinsi Jawa Barat, dan sering dijadikan pusat pagelaran kegiatan seni dan budaya tingkat nasional. Awalnya, bangunan gedung ini adalah Cheribon Residentwoning atau Kantor Karesidenan Cirebon yang dibangun pada tahun 1865. Bangunan ini didirikan semasa kepemimpinan Albert Wilhelm Kinder De Camurecq di Karesidenan Cirebon. Kondisi bangunan ini masih terjaga keasliannya, hanya dibelakang gedung ini terdapat tambahan bangunan baru. Gedung ini m