STADION BIMA (KOTA CIREBON)
Stadion Bima, merupakan satu-satunya stadion yang terdapat di wilayah Cirebon. Stadion yang didirikan sejak tahun 1972 ini dibangun oleh Pertamina dengan kapasitas 15.000 penonton. Saat peresmian stadion digelar laga uji coba, tidak tanggung-tanggung pertandingan uji coba ini mengundang tim dari Eropa tepatnya dari Negara Swedia yaitu klub OSTERS melawan tim Pertamina dimana hasil akhirnya adalah 3-2 untuk kemenangan Osters.
Di Era tahun 80-90an stadion ini merupakan salah satu stadion terbaik di Indonesia. Tidak heran jika Stadion Bima banyak dilirik untuk dijadikan home base oleh tim-tim yang berkompetisi di tingkat nasional seperti Bintang Timur (Galatama), Indocement (divisi utama/2000), Persikad Depok (divisi utama/2010), terakhir Persikab Bandung (Divisi Utama/2011). Bahkan stadion ini pernah ditunjuk oleh PSSI untuk menggelar babak play off promosi-degradasi antara Persema Malang vs Persija Jakarta (Divisi Utama Perserikatan 1985) dan Persiba Balikpapan vs PSIM Yogyakarta (Divisi I Perserikatan 1985).
Namun saat ini kondisi Stadion Bima cukup memprihatinkan. Diantaranya Plafon penutup tribun yang sudah bolong disana sini, tribun yang sebagian dongkal, pagar stadion yang rusak, kemudian kondisi lapangan yang sebagian terlihat tidak memiliki rumput, drainase yang sudah buruk (dimana inilah kelebihan stadion bima dimasa jayanya), tekstur tanah keras, ditambah tidak ada lagi penerangannya. Hal ini akibat ketidakjelasan status kepemilikan dari stadion Bima. Stadion yang kini sudah berusia sekitar 42 tahun ini, memang berada di daerah administrasi kota Cirebon akan tetapi dibangun ditanah milik Pertamina. Terjadi lempar tanggung jawab siapa yang menanggung biaya perawatan stadion. Akibat ketidakjelasan status ini, berimbas tidak adanya dana perawatan untuk stadion. Namun saat ini pihak pemkot Cirebon tengah mengupayakan proses pemindahan kepemilikan status stadion Bima. Yah butuh waktu panjang untuk menyelesaikannya, sebab aset perusahaan milik pemerintah pusat (BUMN) apabila ingin dihibahkan yang nilainya diatas 10M harus melalui persetujuan dari presiden. Tetapi patut diapresiasi langkah dari pemkot ini, sebab hanya dengan kata 'REVITALISASILAH" kita bisa melihat kembali keelokan stadion Bima seperti dimasa jayanya.
STADION WATUBELAH (CIREBON)
Kapasitas : 40.000 Penonton
Status : Approved
Alamat : JL Fathilah, Kelurahan Watubelah, Sumber - Cirebon
Di Era tahun 80-90an stadion ini merupakan salah satu stadion terbaik di Indonesia. Tidak heran jika Stadion Bima banyak dilirik untuk dijadikan home base oleh tim-tim yang berkompetisi di tingkat nasional seperti Bintang Timur (Galatama), Indocement (divisi utama/2000), Persikad Depok (divisi utama/2010), terakhir Persikab Bandung (Divisi Utama/2011). Bahkan stadion ini pernah ditunjuk oleh PSSI untuk menggelar babak play off promosi-degradasi antara Persema Malang vs Persija Jakarta (Divisi Utama Perserikatan 1985) dan Persiba Balikpapan vs PSIM Yogyakarta (Divisi I Perserikatan 1985).
Namun saat ini kondisi Stadion Bima cukup memprihatinkan. Diantaranya Plafon penutup tribun yang sudah bolong disana sini, tribun yang sebagian dongkal, pagar stadion yang rusak, kemudian kondisi lapangan yang sebagian terlihat tidak memiliki rumput, drainase yang sudah buruk (dimana inilah kelebihan stadion bima dimasa jayanya), tekstur tanah keras, ditambah tidak ada lagi penerangannya. Hal ini akibat ketidakjelasan status kepemilikan dari stadion Bima. Stadion yang kini sudah berusia sekitar 42 tahun ini, memang berada di daerah administrasi kota Cirebon akan tetapi dibangun ditanah milik Pertamina. Terjadi lempar tanggung jawab siapa yang menanggung biaya perawatan stadion. Akibat ketidakjelasan status ini, berimbas tidak adanya dana perawatan untuk stadion. Namun saat ini pihak pemkot Cirebon tengah mengupayakan proses pemindahan kepemilikan status stadion Bima. Yah butuh waktu panjang untuk menyelesaikannya, sebab aset perusahaan milik pemerintah pusat (BUMN) apabila ingin dihibahkan yang nilainya diatas 10M harus melalui persetujuan dari presiden. Tetapi patut diapresiasi langkah dari pemkot ini, sebab hanya dengan kata 'REVITALISASILAH" kita bisa melihat kembali keelokan stadion Bima seperti dimasa jayanya.
STADION WATUBELAH (CIREBON)
Stadion Watubelah Cirebon berdiri di area kompleks Sport Center Cirebon (14 ha), kelurahan Watubelah, Kecamatan Sumber, Kabupaten Cirebon. Stadion ini dipersiapkan Pemprov. Jabar dalam menghadapi Pekan Olahraga Nasional (PON) XIX 2016 yang dituan rumahi Provinsi Jawa Barat. Stadion berkapasitas 40.000 penonton ini akan dibangun pada pertengahan atau penghujung tahun 2012, dan ditargetkan selelsai pada tahun 2015 sehingga pada PON XIX 2016 Stadion ini sudah bisa digunakan sebagai salah satu venue-nya.
ADA yang berbeda dari lapangan sepak bola di Sport Centre Watubelah dengan lapangan lainnya. Ya, Pemerintah Kabupaten Cirebon memilih untuk menggunakan rumput sintetis ketimbang rumput alami. Saat ini, hampir separuh lapangan sudah tertutupi rumput buatan itu. Secara kasat mata, lapangan sepak bola dengan rumput sintetis terlihat lebih elegan. Meski baru separuh jadi, namun lapangannya sudah terlihat rapi.
Rumput sintetis di Stadion Watubelah kini ramai diperbincangkan. Di media sosial, warga Kabupaten Cirebon sempat heboh karena di daerahnya tengah dibangun stadion berstandar nasional dengan rumput sintetis.
Sekretaris Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang (DCKTR) Kabupaten Cirebon, H Ahmad Subana BAE MM menyampaikan pemilihan rumput sintetis ini sudah melewati berbagai pertimbangan.
“Penggunaan rumput sintetis ini sudah sesuai standardisasi dan pertimbangan dari desain semula. Untuk anggaran sendiri sekitar Rp6 miliar itu juga ditambah dengan pembangunan gorong-gorong,”ungkapnya pada Radar, Selasa (2/2).
Rumput sintetis yang digunakan di Sport Centre Watubelah zoycia japonica dan zoycia japonica linmer. Rumput ini merupakan rumput dari Italia untuk lingkungan subtropis seperti Indonesia. Rumpu sintetis pun dipilih karena strukturnya tidak membuat baju dan sepatu pemain berisiko kotor. Permukaannya yang rata dan tidak terdapat struktur tanah memudahkan pergerakan pemain karena kecil kemungkinan sepatu pemain tersangkut tanah. Perawatan rumput sintetis ini juga lebih mudah dibandingkan rumput alami. Ketika musim hujan, rumput sintetis ini juga tidak becek. “Untuk segi perawatan lebih ringan dan mudah. Saat musim hujan juga tidak terlalu becek,” tuturnya.
Sementara mantan pesepak bola nasional, Heri Setiawan mengatakan penelitian di Amerika menyatakan potensi cedera pemain sepak bola lebih tinggi saat bermain di lapangan dengan rumput sintetis. Kendati demikian, Heri menyarankan agar para pemain sepak bola tidak anti rumput sintetis. Menurut dia, para pelaku sepak bola di Kabupaten Cirebon khususnya, harus berprasangka baik atas dilaksanakannya pembangunan stadion berstandar nasional di Kabupaten Cirebon. “Kualitas rumput sintetis juga terus dikembangkan untuk menekan risiko cedera,” ujar pria yang juga asisten pelatih Persib Bandung ini.
Di sisi lain, dia juga berharap Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Cirebon melakukan perawatan sebaik mungkin setelah pembangunan stadion selesai. Terutama, perawatan rumput sintetis karena membutuhkan perlakukan khusus.
“Indonesia itu kan negara tropis, musim panas dan hujan datang bergantian. Sementara stadion kita tidak ada yang memiliki tribun tertutup. Saya rasa, hal ini akan mempengaruhi kualitas rumput sintetis di lapangan. Kalau kualitas rumput sintetis buruk, risiko cedera pemain akan meningkat,” ungkapnya.
Untuk diketahui pembangunan Sport Centre Watubelah sendiri tengah memasuki tahap III dengan anggaran Rp20 miliar. Pada pembangunan tahap III, ada 5 paket pengerjaan yakni Paket 1A untuk pekerjaan struktur tribun utara, paket 1B untuk pekerjaan struktur tribun selatan, paket 2 untuk lapangan sepak bola, paket 3 untuk jalan masuk, ticket box dan pemagaran, paket 4 yaitu pekerjaan tribun utama di sebelah barat dan paket 5 untuk lintasan atletik, gorong-gorong dan penggunaan rumput sintetis
Progress Pembangunan Stadion Watubelah Sumber dengan kapasitas 40.ribu penonton. Baru 70% Kabupaten CirebonADA yang berbeda dari lapangan sepak bola di Sport Centre Watubelah dengan lapangan lainnya. Ya, Pemerintah Kabupaten Cirebon memilih untuk menggunakan rumput sintetis ketimbang rumput alami. Saat ini, hampir separuh lapangan sudah tertutupi rumput buatan itu. Secara kasat mata, lapangan sepak bola dengan rumput sintetis terlihat lebih elegan. Meski baru separuh jadi, namun lapangannya sudah terlihat rapi.
Rumput sintetis di Stadion Watubelah kini ramai diperbincangkan. Di media sosial, warga Kabupaten Cirebon sempat heboh karena di daerahnya tengah dibangun stadion berstandar nasional dengan rumput sintetis.
Sekretaris Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang (DCKTR) Kabupaten Cirebon, H Ahmad Subana BAE MM menyampaikan pemilihan rumput sintetis ini sudah melewati berbagai pertimbangan.
“Penggunaan rumput sintetis ini sudah sesuai standardisasi dan pertimbangan dari desain semula. Untuk anggaran sendiri sekitar Rp6 miliar itu juga ditambah dengan pembangunan gorong-gorong,”ungkapnya pada Radar, Selasa (2/2).
Rumput sintetis yang digunakan di Sport Centre Watubelah zoycia japonica dan zoycia japonica linmer. Rumput ini merupakan rumput dari Italia untuk lingkungan subtropis seperti Indonesia. Rumpu sintetis pun dipilih karena strukturnya tidak membuat baju dan sepatu pemain berisiko kotor. Permukaannya yang rata dan tidak terdapat struktur tanah memudahkan pergerakan pemain karena kecil kemungkinan sepatu pemain tersangkut tanah. Perawatan rumput sintetis ini juga lebih mudah dibandingkan rumput alami. Ketika musim hujan, rumput sintetis ini juga tidak becek. “Untuk segi perawatan lebih ringan dan mudah. Saat musim hujan juga tidak terlalu becek,” tuturnya.
Sementara mantan pesepak bola nasional, Heri Setiawan mengatakan penelitian di Amerika menyatakan potensi cedera pemain sepak bola lebih tinggi saat bermain di lapangan dengan rumput sintetis. Kendati demikian, Heri menyarankan agar para pemain sepak bola tidak anti rumput sintetis. Menurut dia, para pelaku sepak bola di Kabupaten Cirebon khususnya, harus berprasangka baik atas dilaksanakannya pembangunan stadion berstandar nasional di Kabupaten Cirebon. “Kualitas rumput sintetis juga terus dikembangkan untuk menekan risiko cedera,” ujar pria yang juga asisten pelatih Persib Bandung ini.
Di sisi lain, dia juga berharap Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Cirebon melakukan perawatan sebaik mungkin setelah pembangunan stadion selesai. Terutama, perawatan rumput sintetis karena membutuhkan perlakukan khusus.
“Indonesia itu kan negara tropis, musim panas dan hujan datang bergantian. Sementara stadion kita tidak ada yang memiliki tribun tertutup. Saya rasa, hal ini akan mempengaruhi kualitas rumput sintetis di lapangan. Kalau kualitas rumput sintetis buruk, risiko cedera pemain akan meningkat,” ungkapnya.
Untuk diketahui pembangunan Sport Centre Watubelah sendiri tengah memasuki tahap III dengan anggaran Rp20 miliar. Pada pembangunan tahap III, ada 5 paket pengerjaan yakni Paket 1A untuk pekerjaan struktur tribun utara, paket 1B untuk pekerjaan struktur tribun selatan, paket 2 untuk lapangan sepak bola, paket 3 untuk jalan masuk, ticket box dan pemagaran, paket 4 yaitu pekerjaan tribun utama di sebelah barat dan paket 5 untuk lintasan atletik, gorong-gorong dan penggunaan rumput sintetis
Stadion Watubelah, Cirebon
Tipe : Stadion Sepak Bola (Olympic)Kapasitas : 40.000 Penonton
Status : Approved
Alamat : JL Fathilah, Kelurahan Watubelah, Sumber - Cirebon
Komentar
Posting Komentar