Selamat datang di Blog kami Macam - Macam Kesenian yang ada di Cirebin Langsung ke konten utama

Macam - Macam Kesenian yang ada di Cirebin

 Hai kali ini saya Nada akan memposting macam - macam kesenian yang ada di Cirebon.
MACAM – MACAM TARI DI CIREBON
A. TAYUBAN

 Gambar

Tayuban konon lahir di lingkungan kraton dan digunakan untukmenghormati tamu-tamu agung juga digunakan untuk acara-acara penting seperti pelakrama agung (perkawinan keluarga Sultan), tanggap warsa, peringatan ulang tahun, papakan, atau sunatan putra dalem. 
Tayuban kemudian menyebar dan berkembang di masyarakat dengan pengaruh negatif baik datangnya dari luar maupun dari dalam.
Waditra yang digunakan adalah laras pelog, gendang, bedug, saron, bonang dsb. Wiyaga berjumlah 15 orang.
Busana Wiyaga bendo, baju taqwa, kain batik dan celana sontok. Busana Ronggeng kembang goyang, melati suren, sanggung bokor, cinatok, sangsangan, krestagen dan alat perhias

B. TARI KLASIK
 Gambar

Tari klasik adalah salah satu jenis tarian yang berkembang pada zaman kejayaan Kesultanan Cirebon.
Secara garis besar Tari Klasik ada 3 jenis :
1.       Tari Tradisional (tari Baksa, Sintren, Lais dsb)
2.       Tari Klasik Cirebon (tari topeng, Ludaya, lengep, gatot kaca, dsb.)
3.       ari Kreasi Modern (tari Merak, Kijang, Kupu kap, dsb.)
Waditra yang digunakan kendang, saron, penerus, bonang, jengglang, tutukan gong, dsb. Daerah penyekarannya terutama di lingkungan Kraton Kesepuhan Cirebon Daerah Wilayah III. Fungsi kesenian sebagai hiburan untuk menghormati tamu-tamu agung atau dalam resepsi kenegaraan.

C. JARAN LUMPING
 Gambar


Jaran Lumping dahulu disebut juga Jaran Bari dari kata Birahi atau Kasmaran, karena mengajarkan apa dan bagaimana seharusnya kita mencintai Allah dan Rasulnya. Oleh karenaitu tarian Jaran Lumping digunakan sebagai alat dalam mengembangkan agama Islam.Yang menciptakan Jaran Lumping adalah Ki Jaga Naya dan Ki Ishak dari Dana Laya Kecamatan Weru. Waditra yang digunakan yaitu bonang kecil, bonang Gede, panglima, Gendang, Tutukan, Gong, dan Kecrek.
sarana lainnya Damar Jodog, Sesajen, Pedupaan, Bara Api/Aran dan Jaran Lumping 5 buah yaitu Jaran Sembrani, Jaran Widusakti, Jaran Widujaya, Jaran Sekadiu. Busana penari menggunakan ikat wulung gundel meled, udeng merah, sumping kantil dan melati,selendang, rompi, celana sontok, kestagen/bodong dan kain batik.

D.  GENJRING RUDAT
 Gambar               

Pada awalnya Seni Rudat hanya berkembang di pesantren-pesantren, namun kemudian seni yang bernafaskan Islam ini berkembang pula di masyarakat umum. Munculnya kesenian berawal dari tumbuhnya semangat perjuangan masyarakat dalam upayanya melawan penjajah yang dipimpin oleh seorang pangeran dari Kesultanan Kanoman Cirebon.
Bersama pimpinan-pimpinan pesantren ia menyusun kekuatan dengan mengajarkan ilmu beladiri pada para santri. Kegiatan tersebut kemudian disamakan dengan membentuk gerakan-gerakan berbentuk tarian. Maka dalam tarian Rudat, kita akan melihat perpaduan gerak silat, dzikir dan gerakan sholat, kemudian diiringi dengan lantunan puji-pujian yang mengagungkan asma Allah dan Rasulnya.
Adapun alat musik yang digunakan dalam pertunjukan Rudat adalah perangkat genjring, trebang dan bedug.
E. ANGKLUNG BUNGKO
 Gambar


Sintren atau Lais menurut dugaan sudah ada sejak zaman animisme dan dinamisme, dimana pada zaman itu digunakan sebagai salah satu alat untuk berkomunikasi dengan arwah para leluhur.
Pada zaman perkembangan agama Islam di Cirebon juga digunakan sebagai media dakwah dalam menyebarkan agama Islam, dimana sangat banyak pesan-pesan terselubung yang mencerminkan falsafah agama Islam.
Waditra yang digunakan pada Sintren adalah buyung tanah, bumbung/ruas bambu, kendi tanah dan kecrek. Para pelaku adalah seorang dalang sintren atau lais bodor, wiyaga 4-7 orang, juru dupa, juru kawih sebanyak 12 orang.

F. TARLING KLASIK

Tarling Klasik adalah kesenian khas daerah Cirebon yang lahir diperkirakan tahun 1934 dan hingga saat ini masih populer digemari baik oleh masyarakat regional maupun nasional.
Alat musik yang digunakan sangat sederhana yaitu gitar atau guitar dan bangsing/suling miring dilengkapi oleh alat musik lainnya seperti gong kendi, kecrek sendok, gendang terbuat dari tong sabun diberi karet untuk mengiringi lagu khas Cirebonan. Dari 2 buah alat musik gitar dan suling lahirlah kesenian yang disebut TARLING yang merupakan akronim dari kegua kata gitar dan suling.

G. TARI TOPENG TUMENGGUNG MAGANG DIRAJA DAN JINGGANANOM GAYA LOSARI
 Gambar
              
               
Kedua tarian ini berkarakter putra bersifat gagah dengan ciri-ciri kualitas tenaga kuat dan jangkauan ruang yang luas dengan tempo cepat. Gending yang mengiringi tari tumenggung Magang Di Raja adalah Gending tumenggung atau Barlen, Sedangkan Jingganom diiringi dengan musik Bendrong.

H. SAMPYONG 
 Gambar



Sampyong atau ujungan merupakan salah satu seni pertunjukan rakyat yang diwarnai unsur tari, olahraga, bela diri, kekebalan dan unsur magic.
Alat yang digunakan untuk adu kekuatan yaitu tongkat rotan ukuran panjang kurang lebih 125 cm. Waditra yang digunakan adalah bedug, ketuk kenong, gendang, gong, dan kecrek. Jumlah wiyaga hanya 5 orang. Sampyong atau ujungan berkembang di wilayah utara diantaranya daerah Cirebon Utaradan Kapetakan (Bedulan).

I.BUROQ

 Gambar


Kesenian Buroq lahir di Cirebon diperkirakan tahun 1920 di desa Kalimaro Kecamatan Babakan. Penciptanya yaitu Bapak Ta’al.
Genjring Buroq merupakan kesenian helaran atau arak-arakan terutama dalam khitanan untuk mengarak pengantin sunat. Waditra yang digunakan adalah 4 buah genjring, gong, gitar, biola dsb. Peralatan boneka Buroq terdiri dari boneka yang berbadan kuda bersayap dan berkepala wanita cantik, sepasang boneka ondel-ondel, macan tutul dsb.


J. SINGA DEPOK
 Gambar

 Merupakan salah satu jenis seni baru yang tumbuh dan berkembang di Kabuapten Cirebon, kesenian ini berkembang di masyarakat untuk kebutuhan helaran dalam acara syukuran khitanan.
Dalam pagelarannya kesenian Singa Depok lebih menitiberatkan pada atraksi gerak sisingaan yang dimainkan secara berkelompok. Adapun musik iringannya terdiri dari harmonisasi, kendang, trompet dan gong.

K. GONG RENTENG

Gamelan Renteng yang pertama sampai sekarang masih ada dan tersimpan di Musium Kraton Kesepuhan. Konon Gamelan itu hadiah dari Kerajaan Mataram pada masa pemerintahan Sunan Gunung Jati Sych Maulana Syarief Hidayatullah.
Tabuhan Renteng berfungsi sebagai tabuhan untuk upacara adat terutama untuk menyambut tamu agung, selain itu juga digunakan untuk alat dakwah dalam menyebarkan agama Islam.
Waditra yang digunakan adalah Kromong (bonang kecil) 14 buah, Kromong (bonang gede) 19 buah, Panglima 5 buah, Gendang besar 1 buah, gendang kecil 1 buah, Tutukan (keblug) 2 buah, Gong besar kecil 2 buah, kecrek(ecek ebres).
Wiyaga berjumlah 9 orang dan menggunakan busana baju takwa kain batik, keris dan ikat kepala, wulung agreman.
Gamelan Renteng juga digunakan sebagai gamelan pengiring tarian Jaran Lumping

Nah itu dia kesenian yang ada di Kota Cirebon terimakasih maaf apabila banyak kekurangan nya

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Rute Angkot di Kota Cirebon

Assalamuallaikum ... halo teman-teman kembali lagi bersama saya Risa Lidyawati,pada postingan kali ini saya akan memberikan informasi seputar rute angkot yang ada di kota cirebon.warna angkotnya adalah warna biru telor asin lohh hehe (jadi pengen telor asin nihh:v) ,yukk langsung aja saya tuliskan beberapa rute angoktnya Trayek Angkutan Umum kota di Cirebon berdasarkan Keputusan Walikota Cirebon No. 05 Th 1997 diantaranya:  1. Jaringan Trayek Angkutan Kota D -1/AX * Teminal Dukuh Semar - * Jl. Elang - * Jl. Rajawali - * Perumnas Selatan - Jl. A Yani - Jl. Kalijaga - Jl. Kesunean - Jl. Yos Sudarso - Jl. Benteng - Jl. Sisingamangaraja - Jl. Cemara - Jl. Veteran - Jl. Kartini - Jl. Dr. Wahidin - Jl. Slamet Riyadi - Jl. Diponegoro - Jl. Samadikun - Jl. Sisingamangaraja - Jl. Syarief Abdurakman - Jl. Kantor - Jl. Yos Sudarso - Jl. Kesunean - Jl. Kalijaga - Jl. A. Yani - Perumnas Selatan - * Perumnas Utara - * Jl. Elang - * Terminal Dukuh Semar   2. Jaringan Trayek di Perumnas Selatan

Pasar Balong Cirebon

Pasar Balong merupakan wilayah perekonomian  rakyat, setelah Pasar Kanoman dan Pasar Esoek. Pada masa Belanda, pusat keramaian ada pada daerah-daerah Pasuketan, Pekiringan, Pertatean dan Pekalipan. Nah,  untuk memenuhi kebutuhan ekonomi masyarakat setempat, pemerintah Belanda membangun pasar yang kini dikenal  sebagai “Pasar Balong”. Pada masa Walikota H.Moh Dasawarsa (1983 – 1988). pemerintah kota membangun pasar swalayan di lokasi Pasar Balong dengan bangunan berlantai empat. Lantai dasar digunakan untuk pedagang Pasar Balong yang semula menempati pasar tersebut. Lantai dua dan tiga digunakan untuk pasar swalayan Matahari Dept. Store dan lantai empat digunakan untuk gedung  bioskop VIP. Pasar tersebut merupakan pasar swalayan pertama yang ada di Kota Cirebon yang diberi nama Balong Indah Plaza (BIP) dibangun dari 1985 selesai 1987 (Oom Ambari dkk, Sekilas Sejarah Pemerintahan Kota Cirebon, Bapusipda 2011). Pada puncak kejayaannya di tahun 1990an pasar swalayan tersebut menja

Gedung Negara Cirebon

Gedung Negara Cirebon Gedung Negara terletak di Jalan Siliwangi No. 14 Kampung Krucuk, Kelurahan Kesenden, Kecamatan Kejaksan, Kota Cirebon, Provinsi Jawa Barat, atau tepatnya berada ujung pertigaan Jalan Siliwangi menuju arah situs Sunan Gunung Jati atau bundaran Krucuk. Gedung Negara merupakan bangunan kolonial yang dahulu digunakan sebagai tempat peristirahatan para petinggi Hindia Belanda. Sekarang, Gedung Negara ini dipakai sebagai Kantor Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Unit Pelayanan Perijinan (Outlet) Wilayah Cirebon Pemerintah Provinsi Jawa Barat, dan sering dijadikan pusat pagelaran kegiatan seni dan budaya tingkat nasional. Awalnya, bangunan gedung ini adalah Cheribon Residentwoning atau Kantor Karesidenan Cirebon yang dibangun pada tahun 1865. Bangunan ini didirikan semasa kepemimpinan Albert Wilhelm Kinder De Camurecq di Karesidenan Cirebon. Kondisi bangunan ini masih terjaga keasliannya, hanya dibelakang gedung ini terdapat tambahan bangunan baru. Gedung ini m