Selamat datang di Blog kami Festival yang ada di Cirebon Langsung ke konten utama

Festival yang ada di Cirebon

Assalamualaikum Wr. Wb
Hai, ketemu lagi nih dengan Nova ☺ gak bosen kan? gak dong kan disini Nova akan membahas tentang festival yang ada di Cirebon. Hayo ada festival apa aja? Penasaran? Yuk kita lihat guyss ✌

1. Festival Keraton Nusantara


   Festival Keraton Nusantara berawal dari Festival Keraton se-Jawa yang diadakan di Solo pada tahun 1992. Kegiatan ini kemudian dikembangkan menjadi Festival Keraton Nusantara (FKN). Festival Keraton Nusantara digelar untuk pertama kalinya pada tahun 1995 di Yogyakarta dengan diikuti 20 utusan keraton/istana dari beberapa kerajaan yang ada di Indonesia.

Event seni budaya keraton ini dilaksanakan tiap dua tahun sekali. Dan pada tahun 1997 diselenggarakanlah Festival Keraton Nusantara yang ke-2 di Cirebon. Tercatat 23 utusan keraton turut berpartisipasi dalam FKN II. FKN III semestinya digelar di Kerajaan Bima pada tahun 1999. Namun akibat krisis moneter dan krisis politik di Indonesia yang masih berlarut-larut pada waktu itu menyebabkan kegiatan ini batal diselenggarakan. Setelah 5 tahun vakum, kegiatan FKN kembali digelar untuk yang ketiga kalinya dengan menunjuk Keraton Kutai Kartanegara di kota Tenggarong, Kalimantan Timur sebagai tuan rumah. FKN III diadakan pada bulan September bersamaan dengan festival budaya Erau Kutai Kartanegara.

Seluruh materi yang akan disajikan dalam Festival Keraton Nusantara adalah rangkaian pagelaran seni dan budaya bernuansa keraton:
– Kirab Agung Prajurit Keraton
– Pagelaran Kesenian Keraton
– Pagelaran Upacara Adat Keraton
– Pagelaran Busana Keraton
– Pameran Benda-Benda Pusaka Keraton
– Pertemuan Raja/Sultan Nusantara

Dengan kata lain, penyelenggaraan FKN untuk menumbuhkan kesadaran sejarah, semangat perjuangan, dan cinta tanah air. Selain itu, memelihara kelestarian budaya dalam kesinambungan pembangunan bangsa Indonesia. Sejauh ini FKN merupakan salah satu wujud pelestarian nilai-nilai budaya bangsa yang nyata. Sebagai warisan budaya bangsa, sudah sejak dulu Keraton dipandang sebagai pusat segala aktivitas sosial kemasyarakatan yang dihuni berbagai etnis dengan latar belakang, budaya, agama, yang berbeda. Tradisi dan peninggalan sejarah yang mempunyai nilai perjuangan bangsa, kebanggaan, serta kemanfaatan nasional, perlu tetap dipelihara dan dibina.

Cirebon bukan pertama kali sebagai penyelenggara FKN, kemenarikan Cirebon sebagai Kota Wali akan semakin bertambah dengan kedatangan raja-raja se-Nusantara akan berkumpul di Cirebon. Tak hanya dari dalam negeri, peserta helaran FKN XI ini pun diikutinya juga perwakilan dari sejumlah negara tetangga seperti Malaysia dan Brunei Darussalam. 

Untuk menyambut FKN XI, tentu saja ada beberapa hal yang perlu dibenahi seperti penataan Kota Cirebon sebagai tuan rumah. Penataan terutama dipandang penting di kawasan yang mengandung nilai sejarah, seperti Alun-alun Keraton Kasepuhan, Gua Sunyaragi, Keraton Kasepuhan, Keraton Kanoman, maupun Keraton Kacirebonan.

Persiapan Saat Ini

   Saat ini persiapan Keraton kesepuhan Cirebon pada Festival Keraton Nusantara XI yang akan dilaksanakan pada 15 September 2017 – 19 September 2017  sudah mulai dilakukan. PRA. Arief Natadiningrat, SE Sultan Kasepuhan yang di temui saat menggelar acara Forum Bisnis Warga menjelaskan pada  Festival Keraton Nusantara XI pada bulan september nanti akan di ikuti oleh 50 Keraton se-Nusantara dan 100 peninjau Keraton yang kurang lebih sekitar 150 Keraton. Keraton Kasepuhan sebagai tuan rumah FKN XI tentunya harus melakukan persiapan sejak sekarang,karena FKN XI ini diperkirakan di hadiri oleh lebih dari 10.000 orang.

Pelaksanaan FKN XI ini Keraton Kesepuhan sendiri harus menyiapkan lebih dari 5000 kamar selama 1 minggu untuk menampung para tamu yang datang ke Cirebon. Kemudian Persiapan materi Festival juga perlu persiapan yang baik,seperti Kirab Prajurit Keraton,Pameran benda Pusaka Keraton,Pagelaran Kesenian Keraton, Musyawarah Raja dan Para Sultan, Seminar Budaya dan Pariwisata ditambah dengan acara pendukung  yaitu Kesenian rakyat, Kerajinan rakyat sebagai pendukung acara FKN XI. Jelas Sultan.

Tempat berlangsungnya FKN XI berada di 3 Keraton yang ada di Cirebon,yaitu Keraton Kasepuhan,Keraton Kanoman dan Kacerbonan. Beberapa titik tempat milik Keraton juga di persiapkan seperti Taman Air Sunyaragi  menjadi tempat utama dalam mendukung pelaksanaan FKN XI. Sultan Arief juga menambahkan Keraton Kasepuhan sudah siap, namun untuk persiapan besarnya sekarang ini masih ada di Provinsi Jawa Barat yaitu Dinas Pariwisata Jawa Barat dan Dinas Pariwisata Kota Cirebon bersama keraton-keraton.

2. Festival Pesona Cirebon


    Festival Pesona Cirebon menyajikan pertunjukan seni tradisi, kerajinan khas hingga kuliner dengan memperkenalkan tiga tujuan wisata di Cirebon, yaitu Cirebon masa lalu dengan Keraton Kasepuhan dan Taman Air Goa Sunyaragi, Cirebon masa kini, dan wisata pantai.

3. Festival Sedekah Laut Nadran Sunan Gunung Jati


   Nadran sebenarnya merupakan suatu tradisi hasil akulturasi budaya Islam dan Hindu yang diwariskan sejak ratusan tahun secara turun-temurun. Kata nadran sendiri, menurut sebagian nelayan Cirebon, berasal dari kata nazar yang mempunyai makna dalam agama Islam: pemenuhan janji. Adapun inti upacara nadran adalah mempersembahkan sesajen (yang merupakan ritual dalam agama Hindu untuk menghormati roh leluhurnya) kepada penguasa laut agar diberi limpahan hasil laut, dan merupakan ritual tolak bala (keselamatan).

Sesajen yang diberikan, oleh masyarakat, disebut ancak, yang berupa anjungan berbentuk replika perahu yang berisi kepala kerbau, kembang tujuh rupa, buah-buahan, makanan khas, dan lain sebagainya. Sebelum dilepaskan ke laut, ancak diarak terlebih dahulu mengelilingi tempat-tempat yang telah ditentukan sambil diiringi dengan berbagai suguhan seni tradisional, seperti tarling, genjring, bouroq,barongsai, telik sandi, jangkungan, ataupun seni kontemporer (drumband).

Tradisi ’Nadran’ dikenal juga sebagai pesta atau sedekah laut, sedekah bumi, upacara buang saji atau labuh saji. Dalam prosesi pelaksanaannya biasanya diawali dengan pemotongan kepala kerbau dan pemotongan nasi tumpeng. Kepala kerbau tersebut dibalut dengan kain putih dan kemudian bersama dengan perangkat sesajen lainnya dilarung ke tengah laut lepas dan kepala kerbau tersebut ditenggelamkan.

Sementara nasi tumpeng dan lauk pauk lainnya dibagi-bagikan kepada anggota masyarakat sekitarnya, yang biasa disebut sebagai bancaan atau berkah. Umumnya upacara ini disertai dengan penyajian tari-tarian, pegelaran wayang kulit, doa-doa dan mantra dan sesajen.

Upacara nadran dilakukan masyarakat nelayan Kota Cirebon setiap satu tahun sekali yang waktunya jatuh antara bulan Juli sampai Agustus. Pelaksanaan nadran di Kota Cirebon tahun ini berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya. Tahun ini kegiatan nadran disatukan dari beberapa perkampungan nelayan yang ada di Kota Cirebon, yakni Pesisir, Kesenden (Samadikun), dan Cangkol. Nadran kali ini juga cukup menyedot perhatian pemerintah daerah setempat.

4. Festival Grebeg Maulud Cirebon


    Grebeg Maulud merupakan suatu acara yang diselenggarakan secara rutin tiap tahunnya oleh warga Cirebon untuk memperingai kelahiran Nabi Muhammad SAW yang jatuh pada tanggal 12 Rabiul Awal. Di Cirebon, upacara mirip Grebeg dinamakan Panjang Jimat. Panjang Jimat sendiri pada dasarya adalah piring dan baki untuk menempatkan makanan yang dibagi-bagikan. Piring dan baki tersebut hanya digunakan sekali dalam setahun. Pada malam menjelang tanggal 12 Maulud, panjang jimat diarak dari keraton menuju masjid dengan diiringi oleh sultan dan seluruh kerabat keraton.

Maksud dari upacara Grebeg itu tidak lain sebagai bentuk syukur dari sultan kepada Tuhan, Sultan mengadakan syukuran karena telah dipercaya untuk memimpin rakyat. Hal ini jelas sesuai dengan ajaran islam. Akan tetapi, dalam prosesi upacara dan perlengkapan serta saji-sajiannya, tidak terlepas dari aspek budaya sebelumnya (Hindu-Buddha).

5. Caruban Carnival Cirebon


   Caruban Carnival 2017 dengan tema “Cirebon Heritage of Paksi Naga Liman” mengekspose sejarah Cirebon. Acara kolosal itu berlangsung di Jalan Tuparev, Kecamatan Kedawung, Kabupaten Cirebon, Minggu (14/5). Paksi Naga Liman dan Mega mendung menjadi ikon Caruban Carnival 2017. Kedua ikon tersebut merupakan simbol dan sejarah yang dimiliki Cirebon.

“Di sini dalam acara karnaval banyak mengandung sejarah Cirebon yang perlu kita ekspose. Seperti pada karnaval pertama kita menggunakan tema batik mega mendung. Karnaval kedua, kami dengan tema topeng. Dan yang ketiga menggunakan Paksi Naga Liman yang tentunya semuanya memiliki nilai sejarah Cirebon,” tutur Bupati Cirebon, Sunjaya Purwadisastra.

Seiring ingin mengekspose nilai budaya Cirebon, Pemerintah Kabupaten Cirebon juga meminta masyarakat membantu untuk mendukung dan mengespose budaya daerah. Dalam hal ini Sunjaya mengajak masyarakat untuk bersama-sama untuk membantu mendukung acara karnaval demi memajukan dunia budaya di Cirebon. Tidak hanya itu, Sunjaya juga mengungkapkan alasan diadakannya Caruban Carnival dilangsungkan di Jalan Tuparev. “Kami adakan di Tuparev ini, karena di sini bisa diakses seluruh warga Cirebon dari berbagai pelosok. Selain itu, dari luar Cirebon lebih mudah aksesnya. Jadi di sini paling tepat,” katanya.

Nah itu dia festival yang ada di Cirebon, sebenarnya masih banyak lagi festival-festival di Cirebon jadi berkunjunglah ke Cirebon dan nikmati festivalnya ☺ sekian dari Saya dan jangan bosan untuk terus berkunjung ke blog kami ✌ Terimakasih.
Wassalamualaikum. Wr. Wb.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Rute Angkot di Kota Cirebon

Assalamuallaikum ... halo teman-teman kembali lagi bersama saya Risa Lidyawati,pada postingan kali ini saya akan memberikan informasi seputar rute angkot yang ada di kota cirebon.warna angkotnya adalah warna biru telor asin lohh hehe (jadi pengen telor asin nihh:v) ,yukk langsung aja saya tuliskan beberapa rute angoktnya Trayek Angkutan Umum kota di Cirebon berdasarkan Keputusan Walikota Cirebon No. 05 Th 1997 diantaranya:  1. Jaringan Trayek Angkutan Kota D -1/AX * Teminal Dukuh Semar - * Jl. Elang - * Jl. Rajawali - * Perumnas Selatan - Jl. A Yani - Jl. Kalijaga - Jl. Kesunean - Jl. Yos Sudarso - Jl. Benteng - Jl. Sisingamangaraja - Jl. Cemara - Jl. Veteran - Jl. Kartini - Jl. Dr. Wahidin - Jl. Slamet Riyadi - Jl. Diponegoro - Jl. Samadikun - Jl. Sisingamangaraja - Jl. Syarief Abdurakman - Jl. Kantor - Jl. Yos Sudarso - Jl. Kesunean - Jl. Kalijaga - Jl. A. Yani - Perumnas Selatan - * Perumnas Utara - * Jl. Elang - * Terminal Dukuh Semar   2. Jaringan Trayek di Perumnas Selatan

Pasar Balong Cirebon

Pasar Balong merupakan wilayah perekonomian  rakyat, setelah Pasar Kanoman dan Pasar Esoek. Pada masa Belanda, pusat keramaian ada pada daerah-daerah Pasuketan, Pekiringan, Pertatean dan Pekalipan. Nah,  untuk memenuhi kebutuhan ekonomi masyarakat setempat, pemerintah Belanda membangun pasar yang kini dikenal  sebagai “Pasar Balong”. Pada masa Walikota H.Moh Dasawarsa (1983 – 1988). pemerintah kota membangun pasar swalayan di lokasi Pasar Balong dengan bangunan berlantai empat. Lantai dasar digunakan untuk pedagang Pasar Balong yang semula menempati pasar tersebut. Lantai dua dan tiga digunakan untuk pasar swalayan Matahari Dept. Store dan lantai empat digunakan untuk gedung  bioskop VIP. Pasar tersebut merupakan pasar swalayan pertama yang ada di Kota Cirebon yang diberi nama Balong Indah Plaza (BIP) dibangun dari 1985 selesai 1987 (Oom Ambari dkk, Sekilas Sejarah Pemerintahan Kota Cirebon, Bapusipda 2011). Pada puncak kejayaannya di tahun 1990an pasar swalayan tersebut menja

Gedung Negara Cirebon

Gedung Negara Cirebon Gedung Negara terletak di Jalan Siliwangi No. 14 Kampung Krucuk, Kelurahan Kesenden, Kecamatan Kejaksan, Kota Cirebon, Provinsi Jawa Barat, atau tepatnya berada ujung pertigaan Jalan Siliwangi menuju arah situs Sunan Gunung Jati atau bundaran Krucuk. Gedung Negara merupakan bangunan kolonial yang dahulu digunakan sebagai tempat peristirahatan para petinggi Hindia Belanda. Sekarang, Gedung Negara ini dipakai sebagai Kantor Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Unit Pelayanan Perijinan (Outlet) Wilayah Cirebon Pemerintah Provinsi Jawa Barat, dan sering dijadikan pusat pagelaran kegiatan seni dan budaya tingkat nasional. Awalnya, bangunan gedung ini adalah Cheribon Residentwoning atau Kantor Karesidenan Cirebon yang dibangun pada tahun 1865. Bangunan ini didirikan semasa kepemimpinan Albert Wilhelm Kinder De Camurecq di Karesidenan Cirebon. Kondisi bangunan ini masih terjaga keasliannya, hanya dibelakang gedung ini terdapat tambahan bangunan baru. Gedung ini m