Selamat datang di Blog kami Tempat Mistis yang ada di Kota Cirebon Langsung ke konten utama

Tempat Mistis yang ada di Kota Cirebon

Assalamualaikum. Wr. Wb
Haii kembali lagi nih sama Nova :) Kali ini Saya akan membahas tentang mitos-mitos yang ada di daerah Cirebon. Setiap daerah pasti selalu ada tentang mitos-mitos yang beredar begitupula di Cirebon. Dibawah ini adalah tempat-tempat mistis yang berada di Cirebon, Kita simak yuk guyss ✌

1. Kerajaan Kera (Wisata Plangon)

      Sekitar 10 km dari Kota Cirebon, terdapat objek wisata Plangon yang kerap disebut sebagai "kerajaan kera". Objek wisata yang terletak di Desa Babakan, Kec. Sumber, Kab. Cirebon ini merupakan tempat rekreasi dengan panorama alam indah yang dihuni oleh sekelompok kera liar. Selain tempat rekreasi, terdapat juga makam Pangeran Kejaksan dan Pangeran Panjunan, dua orang penyebar agama Islam di wilayah Cirebon. Puncak acara ziarah ke kedua makam tersebut biasanya dilakukan pada 2 Syawal, 11 Zulhijah, dan 27 Rajab.

       Kera yang hidup di hutan areal perbukitan Plangon ini merupakan beberapa kelompok monyet berekor panjang. Kera-kera tersebut hidup di lahan sekitar 10 ha yang statusnya milik kesultanan. Kapasitas pengunjung rata-rata sekitar 58.000 orang setiap tahun.
Plangon berasal dari kata tegal klangenan, yang berarti tempat atau bukit untuk menenangkan diri. Dikisahkan sekitar 4 abad silam ada dua orang pangeran bernama Pangeran Panjunan dan Pangeran Kajaksan, mencari tempat yang tenang untuk memecahkan permasalahan-permasalahan kehidupan yang sedang dihadapi.

      Akhirnya, keduanya menemukan sebuah bukit yang terletak di sebelah barat Kota Cirebon, yang dianggap sebagai tempat paling cocok untuk melaksanakan maksud itu. Kedua pangeran yang konon masih keturunan dari Bagdad ini naik ke bukit.
Dalam perjalanan, kedua pangeran itu dihadang oleh penjaga hutan Plangon bernama Pangeran Arya Jumeneng. Namun, kedua pangeran dari Bagdad itu dapat memenangkan pertarungan, dan akhirnya ketika sampai di atas bukit kedua pangeran itu membuat tempat peristirahatan, yang sampai sekarang menjadi makam bagi keduanya.

      Para pengunjung begitu memasuki kawasan Plangon, akan menemukan gapura yang bergaya Hindu Majapahit. Selanjutnya deretan tangga akan menanti para pengunjung menuju ke puncak Plangon. Tidak ada yang tahu berapa jumlah tangga menuju ke puncak. Sebab, setiap orang yang datang dan menghitung tangga, jumlahnya selalu berbeda. Dibutuhkan waktu sekitar 30 menit untuk sampai ke puncak Plangon. Memang bagi mereka yang baru berkunjung, kesan angker agak terasa. Apalagi kawasan itu dikelilingi hutan lebat dengan ratusan monyet yang seolah-olah menunggu para tamu yang datang. Sebagai tips dalam perjalanan menuju puncak Plangon, ada baiknya pengunjung membawa atau membeli makanan sebelum masuk gapura Plangon.

      Benar saja, begitu pengunjung naik tangga pertama, puluhan monyet sudah mulai mengikuti. Ada monyet yang memang hanya sekadar mengikuti, tapi kebanyakan dari mereka justru mengikuti karena merasa yakin kalau pengunjung membawa makanan. Ada baiknya para pengunjung ditemani pawang, untuk membantu bila monyet-monyet tersebut bersikap usil. Menurut pawang setempat, di kawasan hutan Plangon terdapat enam kerajaan monyet. Masing-masing wilayah kerajaan dipimpin oleh satu jawara monyet. Wilayah satu paling bawah dipimpin Jefri, wilayah dua sampai enam yaitu semakin ke atas sampai puncak, dipimpin masing-masing jawara monyet, Acing, Bondol, Werman, Mandor, dan Swing.

      Tidak ada yang tahu pasti, dari mana asal monyet-monyet tersebut, apakah memang sudah ada dari dulunya, atau memang hewan peliharaan Pangeran Panjunan dan Pangeran Kajaksan. Namun, monyet-monyet tersebut berada di hutan Plangon dan berkembang biak dengan baik. Namun menurut versi penduduk setempat, memang ada beberapa hal yang agak aneh. Pada hari-hari tertentu, monyet-monyet tersebut tidak turun, tapi terus bersembunyi di pohon, seperti pada tanggal 1 Muharam. Bahkan pernah dicoba, pada tanggal 1 Muharam di sepanjang tangga naik ke puncak ditebarkan ratusan makanan, tapi ternyata tidak ada satu pun monyet yang mengambil makanan tersebut. Masih banyak lagi keunikan lain di kawasan Plangon. Untuk membuktikannya, Anda harus berkunjung ke sana. 

2. Curug Bangkong

      Di balik keindahannya, Curug Bangkong memang penuh misteri bagaimana tidak? Dari asal muasalnya saja sudah mengundang misteri. Eh, ternyata banyak juga yang beranggapan bahwa air terjun ini tempat yang seram alias angker. Hal ini bermula dari anggapan orang-orang di masa lalu yang mengaitkannya dengan peristiwa ditemukannya orang mati di sana. Mereka menganggap kematian itu sebagai tumbal keangkeran Curug yang terletak di Desa Kertawirama Kecamatan Nusaherang, Kuningan ini. Peristiwa itu sendiri terjadinya sudah sangat lama, bahkan sebelum Indonesia merdeka. Ya di sekitar tahun 1944, saat itu ada seorang pemuda bernama Yoyo entah kenapa tewas di Curug Bangkong dan jasadnya tak pernah ditemukan sampai sekarang.

      Nah, imbas dari tewasnya Yoyo itulah akhirnya para pengunjung Curug Bangkong dilarang mandi. Selang puluhn tahun kemudian di tahun 2002, juga ada pemuda yang meregang nyawa disana. Adalah Tatang (18), seorang pemuda mengakhiri hidupnya dengan gantung diri di sekitar curug.(FP Beranda Mistery) Dua kejadian ini membekas di dalam benak masyarakat, dan kemudian menganggap air terjun itu sebagai tempat yang angker. Di tahun tahun 1970 pernah terjadi peristiwa aneh, saat itu masyarakat melihat cahaya terang benderang yang melayang-layang di sekitar areal Curug Bangkong. Cahaya itu lantas mendarat dan menghilang di sebuah makam keramat yang ada di sana yang ternyata itu adalah Makam Pangeran Arya Salingsingan. 
         Makam itu merupakan makam seorang panglima Kerajaan Talaga, yang dipercaya sebagai salah satu penyiar syiar Islam di daerah Kuningan Barat. Beliau adalah seorang utusan Sunan Gunung Jati. Akan halnya lubang misterius yang ada di balik Curug Bangkong. Seorang Spiritualis Tatar Sunda pernah bilang adanya sebuah lubang setinggi 1 meter dengan lebar 0,8 meter. Letaknya persis di belakang sebelah kiri curug itu.
Dan konon pula panjang gua itu hampi 1 Km (tepatnya 800 m). Sesepuh desa mengatakan ujung lubang itu tembus sampai ke Gunung Embun. Terbukti bila debit air mencapai 5 meter kubik atau lebih, maka embun akan keluar dari lubang-lubang yang ada di sana.

3. Gunung Ciremai

       Misteri gunung ciremai sangat terkenal dikalangan para pecinta alam khususnya mereka yang pernah melakukan pendakian di gunung dengan tinggi lebih dari 3 ribu meter diatas permukaan air tersebut. Desas desus misteri dibalik keindahan gunung ciremai yang konon sangat angker ini kita dapatkan dari pengalaman pada pendaki yang mengaku pernah mengalami kejadian menyeramkan di tempat ini. Gunung ciremai merupakan salah satu tempat pendakian paling menakjubkan di wilayah Jawa Barat. gunung yang berbentuk tumpeng ini membentang di tiga wilayah kabupaten mulai dari Majalengka, Kuningan, hingga ke Cirebon. Meskipun gunung ini tergolong sudah lama tidak menunjukan peningkatan aktivitas vulkanik yang membahayakan namun ciremai tetaplah gunung berapi yang masih aktif dan sewaktu-waktu bisa saja mengalami peningkatan aktifitas. Letusan besar yang terakhir terjadi pada tahun 1937 dan hingga sekarang aktifitas vulkanik G. Ciremai terlihat datar-datar saja dan hanya sesekali gempa tektonik akibat penaikan aktifitas.

      Gak usah panjang lebar deh kita bahasa mengenai keadaan geografis di Ciremai, saatnya kita ungkap misteri dibalik keindahan gunung ciremai. Sebagaimana wilayah pegunungan lain yang menjadi sarang serta pemukipan para lelembut, di G. Ciremai juga mengandung banyak cerita misteri tak kalah menarik dengan tempat lain. Adapun berbagai misteri gunung ciremai yang kerap diceritakan oleh masyarakat setempat maupun para pendaki antara lain sebagaimana di bawah ini:
       Sebuah mitos yang beredar di masyarakat konon para waliyullah tokoh penyebaran agama islam di Jawa pernah mendaki gunung ciremai untuk melakukan suatu musyawarah dengan dipandu oleh Sunan Gunung Jati. Dari perjalanan tersebut rupanya Sunan Gunung Jati yang sudah berusia sepuh tak lagi mampu melanjutkan perjalanan menuju puncak. Beliau memutuskan untuk berhenti dan istirahat di sebuah batu yang kini dikenal dengan sebutan batu lingga.
      Versi kedua menyebutkan bahwa Sunan Gunung Jati memang pernah berada di wilayah gunung ciremai namun bukan untuk bermusyawarah melainkan bersemedi mendekatkan diri pada Allah SWT dan bertadzabur di sebuah batu yang kini dikenal sebagai batu lingga itu.

4. Nyi Linggi

      Entah darimana awal mula kisah nyi linggi dikenal masyarakat yang jelas sampai saat ini cerita batulingga erat dikaitkan dengan sosok nyi linggi yang konon menempati batu tersebut setelah turunya Sunan Gunung Jati dari pengasingannya. Cerita yang beredar di masyarakat setempat mengatakan bahwa nyi linggi melakukan pertapaan bersama dua ekor macan kumbang. Tujuan utama beliau melakukan semedi di tempat ini konon merupakan upaya untuk menguasai ilmu tertentu. Namun belum sempat prosesi ritual itu selesai terlebih dahulu nyi linggi meninggal dunia. Begitu pula dengan kedua hewan peliharaannya konon menghilang tanpa bekas.

      Hingga cerita ini diuliskan masih ada beberapa warga yang mengaku pernah melihat penampakan sosok nyi linggi bersama kedua hewan peliharaannya tersebut di kawasan batu lingga. Hal ini pernah juga dialami oleh seorang pendaki yang mengaku pernah pula melihat sosok wanita bertongkat dan berpakaian kuno yang diapit dua macan tutul sewaktu melakukan pendakian melalui jalur linggar jati. Mungkinkah penampakan tersebut merupakan perwujudtan dari nyi lingga yang santer diperbincangkan masyarakat sekitar?

5. Gua Sunyaragi

     Gua Sunyaragi merupakan salah satu obyek wisata yang terdapat di wilayah Kota Cirebon tepatnya hanya beberapa kilometer dari terminal pusat kota Cirebon yakni terminal Harjamukti, Lokasi Gua Sunyaragi adalah di kelurahan Sunyaragi Kesambi Kota Cirebon. Gua Sunyaragi adalah sekumpulan Gua yang konon menurut artinya adalah untuk menyepi maka tidak heran gua sunyaragi terdapat banyak gua gua kecil untuk menyepi para Sultan Cirebon dan keluarganya. Di area Gua Sunyaragi ada salah satu patung yang konon katanya  Patung ini sangat dikramatkan pada masanya, Patung tersebut bernama Patung Batu Prawan Sunti

        Letak Patung Batu Prawan Sunti itu bisa anda temukan di salah satu bagian Gua Peteng yang masih berada di komplek Gua Sunyaragi. Tepat di depan pintu masuk gua setelah melewati kolam, terdapat patung batu Patung  Batu Prawan Sunti. Patung Batu Prawan Sunti Di Gua Sunyaragi Cirebon Bikin Sulit Jodoh Menurut masyarakat sekitar, apabila seorang perempuan yang masih perawan memegang Patung Batu Prawan Sunti tersebut konon katanya akan menjadi perawan tua, alias susah mendapat jodohnya. 

          Terlepas benar apa tidaknya karena yang namanya jodoh itu Kuasa Ilahi akan tetapi masyarakat sekitar masih memegang teguh apa yang mereka kramatkan tentang Patung Batu Prawan Sunti tersebut. Mitos Patung Batu Prawan Sunti tetap dijaga oleh para pemandu dan selalu memberikan imbauan kepada pengunjung agar tidak berperilaku sembarangan ketika berada di lokasi Gua Sunyaragi apalagi sampai memegang Patung Batu Prawan Sunti.

Nah, itu adalah tempat-tempat mistis yang ada di Cirebon tapi itu belum tentu benar ya guys jadi kalau ingin mengunjungi tempat tersebut ingat saja kepada Tuhan Yang Maha Esa ☺
Sekian dari Saya semoga bermanfaat dan mohon maaf bila ada salah-salah kata, Terimakasih ✌
Wassalamualaikum. Wr. Wb

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Rute Angkot di Kota Cirebon

Assalamuallaikum ... halo teman-teman kembali lagi bersama saya Risa Lidyawati,pada postingan kali ini saya akan memberikan informasi seputar rute angkot yang ada di kota cirebon.warna angkotnya adalah warna biru telor asin lohh hehe (jadi pengen telor asin nihh:v) ,yukk langsung aja saya tuliskan beberapa rute angoktnya Trayek Angkutan Umum kota di Cirebon berdasarkan Keputusan Walikota Cirebon No. 05 Th 1997 diantaranya:  1. Jaringan Trayek Angkutan Kota D -1/AX * Teminal Dukuh Semar - * Jl. Elang - * Jl. Rajawali - * Perumnas Selatan - Jl. A Yani - Jl. Kalijaga - Jl. Kesunean - Jl. Yos Sudarso - Jl. Benteng - Jl. Sisingamangaraja - Jl. Cemara - Jl. Veteran - Jl. Kartini - Jl. Dr. Wahidin - Jl. Slamet Riyadi - Jl. Diponegoro - Jl. Samadikun - Jl. Sisingamangaraja - Jl. Syarief Abdurakman - Jl. Kantor - Jl. Yos Sudarso - Jl. Kesunean - Jl. Kalijaga - Jl. A. Yani - Perumnas Selatan - * Perumnas Utara - * Jl. Elang - * Terminal Dukuh Semar   2. Jaringan Trayek di Perumnas Selatan

Pasar Balong Cirebon

Pasar Balong merupakan wilayah perekonomian  rakyat, setelah Pasar Kanoman dan Pasar Esoek. Pada masa Belanda, pusat keramaian ada pada daerah-daerah Pasuketan, Pekiringan, Pertatean dan Pekalipan. Nah,  untuk memenuhi kebutuhan ekonomi masyarakat setempat, pemerintah Belanda membangun pasar yang kini dikenal  sebagai “Pasar Balong”. Pada masa Walikota H.Moh Dasawarsa (1983 – 1988). pemerintah kota membangun pasar swalayan di lokasi Pasar Balong dengan bangunan berlantai empat. Lantai dasar digunakan untuk pedagang Pasar Balong yang semula menempati pasar tersebut. Lantai dua dan tiga digunakan untuk pasar swalayan Matahari Dept. Store dan lantai empat digunakan untuk gedung  bioskop VIP. Pasar tersebut merupakan pasar swalayan pertama yang ada di Kota Cirebon yang diberi nama Balong Indah Plaza (BIP) dibangun dari 1985 selesai 1987 (Oom Ambari dkk, Sekilas Sejarah Pemerintahan Kota Cirebon, Bapusipda 2011). Pada puncak kejayaannya di tahun 1990an pasar swalayan tersebut menja

Gedung Negara Cirebon

Gedung Negara Cirebon Gedung Negara terletak di Jalan Siliwangi No. 14 Kampung Krucuk, Kelurahan Kesenden, Kecamatan Kejaksan, Kota Cirebon, Provinsi Jawa Barat, atau tepatnya berada ujung pertigaan Jalan Siliwangi menuju arah situs Sunan Gunung Jati atau bundaran Krucuk. Gedung Negara merupakan bangunan kolonial yang dahulu digunakan sebagai tempat peristirahatan para petinggi Hindia Belanda. Sekarang, Gedung Negara ini dipakai sebagai Kantor Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Unit Pelayanan Perijinan (Outlet) Wilayah Cirebon Pemerintah Provinsi Jawa Barat, dan sering dijadikan pusat pagelaran kegiatan seni dan budaya tingkat nasional. Awalnya, bangunan gedung ini adalah Cheribon Residentwoning atau Kantor Karesidenan Cirebon yang dibangun pada tahun 1865. Bangunan ini didirikan semasa kepemimpinan Albert Wilhelm Kinder De Camurecq di Karesidenan Cirebon. Kondisi bangunan ini masih terjaga keasliannya, hanya dibelakang gedung ini terdapat tambahan bangunan baru. Gedung ini m