Selamat datang di Blog kami Desa Wisata Rotan di Cirebon Langsung ke konten utama

Desa Wisata Rotan di Cirebon

Assalamuallaikum teman-teman balik lagi nih sama Risa ,kali ini saya mau bahas tentang Cirebon sebagai kota Rotan,Benarkah ? yukk daripada pada penasaran kan langsung aja simak tulisan di bawah ini yaaa...

Liputan6.com, Cirebon 
photo by : http://www.saegaleri.com


Produk kerajinan tangan Cirebon tak lepas dari hasil alam yang ada di sekitarnya. Ini yang menjadi ciri khas warga Cirebon di masing-masing wilayah.Namun, kondisi ini berbeda dengan warga Desa Tegal Wangi, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat. Meski tak memiliki hutan, sebagian besar warga di desa ini hidup dari kelihaian tangan mereka mengayam hasil alam rotan

Penggagas Kampung Galmantro, Cirebon, Sumartja menuturkan, menurut legenda asal muasal berdirinya desa perajin rotan dari peristiwa lamaran Pangeran Kejaksan Cirebon kepada pendiri Desa Tegalmantro (sekarang Desa Tegal Wangi) Cirebon.
"Seiring berdirinya Cirebon abad 15 juga berdiri padukuhan atau perkampungan namanya Tegalmantro yang sekarang Tegal Wangi," ucap dia saat acara International Rattan Forum (IRF) di Cirebon, Senin, 14 November 2016.

Legenda Rakyat

Dia menuturkan, padukuhan Tegal Wangi didirikan Nyi Mas Galmantro, sosok perempuan desa yang cantik. Kecantikan Nyi Mas Galmantro membuat hati Pangeran Kejaksan terpikat, sehingga muncul keinginan untuk melamarnya.

Seiring dengan berjalannya waktu, Pangeran Kejaksan melamar Nyi Mas Galmantro dengan mas kawin sejumlah rotan. Hanya saja, saat melamar, rotan yang dijanjikan oleh Pangeran Kejaksan Cirebon kurang dua batang, sehingga lamaran pun ditolaknya.
"Jumlah rotan yang dijadikan mahar untuk lamaran saya belum dapat data pasti karena ini masih legenda rakyat, tapi menjadi keyakinan masyarakat untuk hidup dari rotan," ujar dia.

Penolakan Nyi Mas Galmantro tersebut diterima lapang dada oleh Pangeran Kejaksan. Namun, tak serta-merta sang pangeran pergi begitu saja setelah lamaran ditolak.

Dia mengisahkan, setelah ditolak, Pangeran Kejaksan Cirebon pergi dan meninggalkan rotan untuk masyarakat desa tempat Nyi Mas Galmantro Tinggal. Sebelum meninggalkan desa, Pangeran Kejaksan berucap, "Rotan saya tinggalkan di sini untuk penghidupan anak cucu panjenengan (kalian)."

Rotan Sumber Penghidupan

"Rotan pun dikelola masyarakat sekitar, sehingga jadilah sumber kehidupan masyarakat. Itu kenapa alasan sampai saat ini warga Desa Tegal Wangi bertahan hidup dari rotan, padahal tak punya hutan," kata Sumartja.

Sejak itulah, kerajinan rotan mulai berkembang hingga akhirnya menjadi salah satu furnitur unggulan kerajaan di Cirebon. Dia menyebutkan, di era Kerajaan Cirebon, mulanya hasil rotan digunakan tikar lampit.

Sekitar dekade 1930-an, perajin mulai membuat kursi dari rotan. Memasuki tahun 1950-an, warga Cirebon mulai merantau ke daerah penghasil bahan mentah rotan di Palembang, Medan, Kalimantan dan Sulawesi.
"Kerajaan Cirebon juga banyak yang pakai rotan, tapi tidak sepenuhnya furnitur rotan. Berpadu saja dengan furnitur kursi kayu jati dengan rotan di anyamannya," sebut Sumartja.

Hingga saat ini, masyarakat Desa Tegal Wangi Kabupaten Cirebon masih bertahan hidup dari hasil kerajinan rotan. Bahkan, dari hasil kerajinannya itu, Cirebon dianggap penghasil terbesar industri rotan.

"Saat ini industri rotan Cirebon masih urutan pertama mengirim 1.750 kontainer per bulan untuk tahun 2015-2016. Tahun 1990 sampai 2000 mencapai 3.000 kontainer, mulai jatuh tahun 2005 sejak ekspor bahan baku," sebut dia.

Salah seorang pengusaha ekspor rotan Cirebon Zaenal Arifin menyampaikan, sejumlah pengusaha rotan di Cirebon sepakat menjadikan Desa Tegal Wangi sebagai salah satu destinasi wisata di bidang kerajinan rotan.

Desa Wisata Rotan

"Kami membuat kampung rotan untuk menjadi desa wisata rotan. Namanya Kampung Galmantro yang diambil dari sejarah asal usul desa ini," ujar Sumartja.

Dia menjelaskan, nama Galmantro diambil agar masyarakat tidak lupa bahwa di desa tersebut memiliki kerajinan yang luar biasa. Pihaknya tidak ingin Desa Tegal Wangi menjadi desa kenangan rotan.

"Lingkungan itu harus dibuat merasa memiliki semua dan eksis. Yang bisa mengawal ya masyarakat dan industri," ucap dia.

Sumartja mengatakan, di Desa Wisata Galmantro ini, masyarakat sekitar terlibat. Di desa tersebut selain berwisata, terdapat fasilitas pelatihan menganyam rotan, sekolah rotan hingga fasilitas internet.

"Teman-teman dari perbankan juga siap membantu permodalan dan dari sisi digitalisasinya masuk untuk membantu masyarakat berjualan online," tutur dia.
Ide awal adalah membuat Kampung Galmantro agar menjadi episentrum kerajinan rotan, sehingga tak pernah dilupakan. "Otomatis akan mendongkrak pertumbuhan usaha rotan di tingkat lokal yang selama ini masih dilihat sebelah mata," penggagas kampung rotan tersebut memungkasi.

nahh jadi udah pada tahu kan asal -muasalnya Desa wisata Rotan itu berawal darimana ... jika ada yang salah atau kurang kalian bisa tinggalkan jejak komentar di bawah ya teman-teman <3 terimakasih sudah berkunjung ke blog kami semoga kalian bisa mengambil manfaatnya <3 sekian dari saya ,wassalamuallaikum <3

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Rute Angkot di Kota Cirebon

Assalamuallaikum ... halo teman-teman kembali lagi bersama saya Risa Lidyawati,pada postingan kali ini saya akan memberikan informasi seputar rute angkot yang ada di kota cirebon.warna angkotnya adalah warna biru telor asin lohh hehe (jadi pengen telor asin nihh:v) ,yukk langsung aja saya tuliskan beberapa rute angoktnya Trayek Angkutan Umum kota di Cirebon berdasarkan Keputusan Walikota Cirebon No. 05 Th 1997 diantaranya:  1. Jaringan Trayek Angkutan Kota D -1/AX * Teminal Dukuh Semar - * Jl. Elang - * Jl. Rajawali - * Perumnas Selatan - Jl. A Yani - Jl. Kalijaga - Jl. Kesunean - Jl. Yos Sudarso - Jl. Benteng - Jl. Sisingamangaraja - Jl. Cemara - Jl. Veteran - Jl. Kartini - Jl. Dr. Wahidin - Jl. Slamet Riyadi - Jl. Diponegoro - Jl. Samadikun - Jl. Sisingamangaraja - Jl. Syarief Abdurakman - Jl. Kantor - Jl. Yos Sudarso - Jl. Kesunean - Jl. Kalijaga - Jl. A. Yani - Perumnas Selatan - * Perumnas Utara - * Jl. Elang - * Terminal Dukuh Semar   2. Jaringan Trayek di Perumnas Selatan

Pasar Balong Cirebon

Pasar Balong merupakan wilayah perekonomian  rakyat, setelah Pasar Kanoman dan Pasar Esoek. Pada masa Belanda, pusat keramaian ada pada daerah-daerah Pasuketan, Pekiringan, Pertatean dan Pekalipan. Nah,  untuk memenuhi kebutuhan ekonomi masyarakat setempat, pemerintah Belanda membangun pasar yang kini dikenal  sebagai “Pasar Balong”. Pada masa Walikota H.Moh Dasawarsa (1983 – 1988). pemerintah kota membangun pasar swalayan di lokasi Pasar Balong dengan bangunan berlantai empat. Lantai dasar digunakan untuk pedagang Pasar Balong yang semula menempati pasar tersebut. Lantai dua dan tiga digunakan untuk pasar swalayan Matahari Dept. Store dan lantai empat digunakan untuk gedung  bioskop VIP. Pasar tersebut merupakan pasar swalayan pertama yang ada di Kota Cirebon yang diberi nama Balong Indah Plaza (BIP) dibangun dari 1985 selesai 1987 (Oom Ambari dkk, Sekilas Sejarah Pemerintahan Kota Cirebon, Bapusipda 2011). Pada puncak kejayaannya di tahun 1990an pasar swalayan tersebut menja

Gedung Negara Cirebon

Gedung Negara Cirebon Gedung Negara terletak di Jalan Siliwangi No. 14 Kampung Krucuk, Kelurahan Kesenden, Kecamatan Kejaksan, Kota Cirebon, Provinsi Jawa Barat, atau tepatnya berada ujung pertigaan Jalan Siliwangi menuju arah situs Sunan Gunung Jati atau bundaran Krucuk. Gedung Negara merupakan bangunan kolonial yang dahulu digunakan sebagai tempat peristirahatan para petinggi Hindia Belanda. Sekarang, Gedung Negara ini dipakai sebagai Kantor Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Unit Pelayanan Perijinan (Outlet) Wilayah Cirebon Pemerintah Provinsi Jawa Barat, dan sering dijadikan pusat pagelaran kegiatan seni dan budaya tingkat nasional. Awalnya, bangunan gedung ini adalah Cheribon Residentwoning atau Kantor Karesidenan Cirebon yang dibangun pada tahun 1865. Bangunan ini didirikan semasa kepemimpinan Albert Wilhelm Kinder De Camurecq di Karesidenan Cirebon. Kondisi bangunan ini masih terjaga keasliannya, hanya dibelakang gedung ini terdapat tambahan bangunan baru. Gedung ini m